malam telah larut
aku duduk termenung Seorang Diri
dari ketinggian kutatap
gemerlapnya lampu kota
betapa asingnya aku tampa seorang teman atau sahabat
ketika rembulan tersenyum di balik awan
embun malam dingin menyelimuti
angin berhembus sejuk terasa
hujan sudah tak lagi turun
awal musim panas tiba sudah
terbayang saat kita duduk bersama
di atas pondok bercanda ria
riang gembira di tengah pematang
kupeluk –kubelai dan kucium kamu
bahagianya kita dikemarau panjang
bayang-bayang tak pernah hilang
saat bersama diperkebunan tebu
malu-malu kupeluk kamu
kamu tersenyum tersipu malu
kala tertatap api dan bara
tampak tumpukkan arang membara
malam tenang terkoyak tawa
itulah awal pertemuan kita
gerahnya malam tampa purnama
pikiran kosang hati nelangsa
sepucuk surat sang pelipur lara
rangkaian kata dari istri tercinta
embun dingin terasa sudah
awan berarak menyelimuti rembulan
aku duduk termenung seorang diri
malam telah larut
Hsin Chuang, Taiwan, Anno Domini 14 Mei 1999
fisik bisa berjarak
tapi hati tetap melekat
diri mungkin bersendiri
namun doa kan mengiringi
biarlah kangen
menjadi langgeng
biarkan awan
jadi harapan
Hello arch22,
Ini kunjungan balasanku ke blogmu…
Terus terang aku suka & senang sekali dengan puisi & sajak2mu…
Its so beatiful & so nice….
Munculkan profilmu di blog dong, biar kita bisa bercerita banyak & sharing hasil2 karya kita.
Oya, blognya saya link ke blog saya yach ? Smoga berkenan !
Sukses buatmu,
Best Regard,
Bintang,
http://elindasari.wordpress.com